Jumat, 21 Agustus 2009

Kawasaki Binter Merzy twin 1980 (Purwokerto)



Brother pembaca setia Damarjayamotor.blogspot.com, pasti ingat ulasan Vespa 4-tak v-twin from Purwokerto, Jawa Tengah. Itu tuh, kreasi Yusuf, owner bengkel Semangat Putra, Purwokerto. Tahun ini, Yusuf kembali berulah. Bikin kreasi mesin Binter Merzy yang aslinya satu silinder jadi 2 silinder v-twin! Kapasitasnya jadi 492 cc, karena satu silindernya 246 cc. Kalo digenapkan ya jadi 500 cc.

Tentu dengan membuat desain baru silinder tambahan. Posisinya agak tiduran, berada di bawah silinder asli yang tetap mempertahankan letaknya. Kira-kira ‘V’ sudutnya 60 derajat, deh. Dengan posisi silinder asli yang tetap agak rebah, memang nggak terlalu V sih bentuknya. Bentuk L juga kurang. Tapi intinya, silinder jadi V. Gitchu!
Untuk mendesain mesin jadi dua silinder, Yusup harus mengatur ulang pen kruk-as dan big-end tambahan. Agar, silinder kedua juga bisa ikut gerak mengikuti putaran kruk-as. Agak rumit memang. Kalau hanya mengubah dan membobos crancase asli dipastikan iya. “Kan harus bikin lubang baru untuk masuknya boring di crankcase,” papar brother dari Jl. Sultan Agung, No. 8, Karang Klesem, Purwokerto.

Agar dua setang seher bisa terpasang, untuk mekanismenya, Yusuf tipisin pada bagian big end-nya. Juga tipisin bandul kruk as. Kan ukuran mesin tidak dilebarin. Makanya semua komponen di dalamya kena pangkas.

Agar conecting rod baru bisa terpasang, pada setiap sisi kiri kena babat 4 mm untuk setiap setang. Sedang daun kruk-asnya 4 mm total, juga per daun 2 mm. Total papasan jadi 16 mm. Termasuk bikin jalur oli silinder baru. Mekanismenya tetap seperti standar. "Hanya dikasih swith kontrol oli. Tujuannya agar kerja krus-as tetap optimal," terangnya.

Pemasangan blok tentu saja memerlukan pembubutan. Kan mesti kasih lubang agar bisa jadi dudukan blok baru. Yusup tinggal bawa ke bengkel bubut Prijaya. "Saya pastikan agar pembubutan presisi dan enggak geser meski cuma 1 micro," terang kelahiran 18 Juli 1979 ini.

Untuk menambah kapasitas yang aslinya 200 cc, setiap silinder dibore up. Yusup manfaatkan piston dari mobil Honda Excelent, yang sudah oversize 50. "Diameter 72,5 mm. Lumayan kapasitas jadi gemuk. Nyaris jadi 500 cc," tambah Yusup lagi.

Untuk urusan pengapian, Yusup berpendapat sudut pengapian harus beda 60 derajat antar silindernya. Sebab silindernya juga memiliki sudut 60 derajat. Makanya antar pulser harus 60 derajat juga. Namun hal itu gak bisa dilakukan. "Sebab jarak pick up pulser di magnet tidak bisa digeser sejauh itu. Makanya dibikin 35 derajat dan tonjolan dua dalam satu magnet,” ujar Yusuf.

Jadi walaupun masih pakai satu magnet, namun masing-masing silindernya punya pengapian. Sedang untuk sudut pengapianya Yusuf geser di posisi top maju sejauh 16 derajat sebelum TMA (Titik Mati Atas) agar letikan api bisa maksimal. "Dibantu aplikasi koil RX-King yang punya dimensi besar. Semburan api juga stabil dan kencang," tambah pria berkulit agak gelap ini.

Efek dari kerja mesin yang cc-nya sudah nambah itu, tentu saja pada power. Yusup merasakan betul motor jadi makin galak. “Saya memakai sproket 15/30. Itupun masih terlalu liar. Gigi tiga masih suka wheelie kalau digas menghentak," bangganya.

Menurut pria kalem ini, akan lebih nyaman jika set gir dihitung ulang. Meskipun tetap pertahankan rasio aslinya. "Lebih pas mungkin kalau 15/25. Sayangnya, kan gak ada gir bermata 25 dengan ukuran 520. Jadi, sementara ini dibiarkan aja pake 15-30,” curhat ayah Nada Fitria Ramadhani ini.

Kelar urusan mesin, Yusuf coba bangun konsep modifikasi tampilan motor. wong Purwokerta ini mencoba hadirkan selera baru. Doi memilih konsep yang mirip dengan Jap's style. "Namanya Brat style. Memang mirip sama Jap’s style," ucapnya.

Konsep ini terlihat pada sudut rake sokbreker depan yang cenderung lebih tegak. Kalau diperhatikan mirip rake motor speedway. Sementara, desain bodi lebih mengarah pada konsep ke bobber. Dengan komposisi seperti ini, handling motor memang cenderung lebih enak. Tapi kalau jarak jauh memang lebih nyaman motor yang rakenya lebih renggang.

“Karena konsepnya fungsional. Tentu saya tidak melupakan pernik pendukung keamanan. Misal, spion,” cuap Yusuf yang mau turing ke Bojonegoro sekaligus merayakan ultah.

Lah, lampu sein dan stop lamp mana bro? Kepriwe sih, jere fungsional arep digawa turing? Nek ora ana, bisa cilaka tuli. (Gimana sih, katanya fungsional mau dibawa turing. Kalau enggak ada, bisa cilaka, kan).

DATA MODIFIKASI

Sok depan : Segitiga GSX 400
Sok belakang : Yamaha RX Z
Sasis : Handmade
Tangki : Handmade
Jok : Handmade